Secaraumum, dapat dikatakan bahwa kualitas sdm sejalan dengan tingkat. Mengatasi hal tersebut dimana jumlah penduduk indonesia yang sangat. Kualitas pendidikan penduduk indonesia dapat diidentifikasi dari. Tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk. Lebih dari 50% penduduk di indonesia berada di pulau jawa. - Jelaskan kualitas penduduk Indonesia Artikel ini adalah bagian dari Laman Edukasi yang disediakan untuk jawaban berbagai pertanyaan populer. Kali ini pertanyaan yang akan dijawab adalah menjelaskan kualitas penduduk Indonesia Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan menurunnya kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk. Melansir masalah kualitas kependudukan Indonesia adalah masalah dalam kemampuan sumber daya manusianya. Baca juga Apa Pula Persamaannya? Simak Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 5 Halaman 1 Baca juga Apa Saja Makhluk Hidup yang Ada pada Gambar di Atas? Simak Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 5 Halaman 1 Di Indonesia, masalah kualitas penduduk dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya tingkat kesejahteraan dan dapat berpengaruh pada pendapatan per kapita masyarakat tersebut. Rendahnya pendapatan perkapita menyebabkan orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya. Banyak anak yang putus sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat. Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan penduduk melalui berbagai program pemerintah di bidang pendidikan, seperti program beasiswa, adanya bantuan operasional sekolah BOS, program wajib belajar, dan sebagainya. Walaupun demikian, karena banyaknya hambatan yang dialami, maka hingga saat ini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah. Selain itu, tingkat kesehatan juga merupakan salah satu penentu dari kualitas penduduk. Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan usia harapan hidup penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju.
\n \nkualitas pendidikan penduduk indonesia dapat diidentifikasi dari
MakalahDualisme Sistem Pendidikan Islam. I. PENDAHULUAN. Dalam perspektif historis, Indonesia merupakan sebuah negeri muslim yang unik, letaknya sangat jauh dari pusat lahimya Islam (Mekkah). Meskipun Islam baru masuk ke Indonesia pada abad ke tujuh, dunia internasional mengakui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang mayoritas
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan di suatu negara memilki peran yang penting untuk pembangunan bangsa. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Menurut UU tahun 2003 pasal 2, bahwa "pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab". Dari pernyataan tersebut fungsi pendidikan untuk negara yaitu untuk membentuk dan mengembangkan watak serta peradapan bangsa untuk mencerdaskan kehidupan pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini dibuktikan dengan data Unesco 2000, tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia Human Development Index, yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per-kepala. Data tersebut menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 1996, ke-99 1997, ke-105 1998, dan ke-109 1999. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant PERC, kualitas pendidikan di Indonesia berada di urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Data yang dilaporkan oleh The World Economic Forum Swedia 2000, Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia masih hal itu dapat dilihat bahwa indeks dan kualitas pendidikan di Indonesia yang kurang dapat terlihat jelas bahwa pendidikan di Indonesia dalam masalah. Masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dalam hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia di Indonesia. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Salah satu faktornya adalah kualitas pengajar yang masih kurang. Pengajar di Indonesia masih kurang karena lemahnya para pendidik dalam menggali potensi murid. Para pendidik masih memaksakan kehendak murid untuk mempelajari semua hal tanpa memperhatikan kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing siswanya. Pendidikan seharusnya sarana pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman bagi anak dengan memperhatikan kebutuhan anak. Bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam mencari ilmu, proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk lebih kreatif lagi. Tidak hanya itu, dari sikap dan kedisiplinan siswa juga kurang. Pengajar seharusnya tidak berorientasi kepada nilai. Seharusnya lebih menghargai kepada kedisiplinan, usaha, dan kejujuran seorang siswa dalam menjalankan masa pendidikannya. Masih banyak siswa di Indonesia yang melakukan kecurangan saat mengerjakan ujian. Hal itu disebabkan karena guru lebih memprioritaskan nilai dibandingkan dengan kejujuran. Tidak hanya itu, pengajar juga kurang memberikan edukasi kepada siswanya sehingga banyak siswa di Indonesia melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan, seperti mengonsumsi narkoba, rokok, melakukan kekerasan, dan perzinahan. Kemudian, gaji guru di Indonesia tergolong rendah sehingga banyak orang yang tidak memiliki cita-cita menjadi guru. Padahal profesi guru sangat diperlukan untuk semua negara agar dapat mendidik siswa dan siswi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang besar dan kedua adalah sitem pendidikan yang kurang baik dalam waktu pembelajaran. Jam belajar di sekolah Indonesia kelamaan, sehingga siswa sulit mengembangkan minat dan bakat yang mereka miliki melalui kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi. Bilamana waktu luang setelah kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sikap kemimpinan dan kreatifitas siswa tersebut. Apabila waktu pembelajaran terlalu lama, maka siswa akan kelelahan dan membuat siswa mudah stress sehingga siswa menganggap bahwa belajar di sekolah adalah kegiatan yang membebani hidup mereka, Padahal sekolah merupakan sarana pembelajaran untuk mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing ketiga adalah biaya pendidikan yang mahal. Biaya pendidikan yang mahal dari taman kanak-kanak TK sampai perguruan tinggi, menyebabkan pendidikan tidak dapat tersebar dengan merata sehingga sarana pembelajaran menjadi kurang. Terutama pada penduduk kaum terbelakang yang sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan pendidikan yang mahal, maka banyak penduduk miskin yang tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, banyak anak-anak miskin dipekerjakan oleh orangtuanya seperti mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Dengan hal itu, maka memengaruhi sumber daya manusia di beberapa faktor tersebut, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Yang pertama adalah meningkatkan kualitas guru di Indonesia dengan melakukan ujian dan melihat prestasi untuk setiap guru dari tingkat TK sampai perguruan tinggi, agar pengajar yang didapatkan benar-benar berkompeten. Diperlukan juga peningkatan anggaran di negara untuk meningkatkan gaji guru karena menjadi seorang guru tidak mudah dan memiliki jasa yang besar. Dengan meningkatkan gaji guru, maka penduduk akan termotivasi dan memiliki cita-cita menjadi guru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Yang kedua adalah perlu adanya kebijakan dari negara mengenai biaya pendidikan di Indonesia. Dengan adanya kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, maka dapat mengurangi jumlah penduduk yang tidak mampu mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Perlunya peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia yang ada di tiap sekolah ataupun universitas. Tidak hanya di kota, bahkan desa atau pedalaman pun yang jaraknya jauh dari pusat pemerintahan membutuhkan pendidikan yang memadai. Dengan kebijakan tersebut, pendidikan dapat tersebar secara merata di Indonesia. Harapan saya, semoga kualitas pendidikan di Indonesia bisa meningkat dan mampu bersaing dengan negara luar, sehingga Indonesia mampu menjadi negara yang Agmi. 2016. Kesenjangan Pendidikan di Indonesia, Diakses 12 Desember Pramitha. 2016. Kualitas Pendidikan Indonesia, Diakses 12 Desember Mahasiswa Indonesia. 2020. Rendahnya Kualitas Pendidikan, , Diakses 12 Desember 2020. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Seremonial Hari disabilitas internasional sudah diperingati selasa, 3 Desember 2019 kemarin, dimana pada peringatan itu kaum difabel menyuarakan dan memperjuangkan hak-haknya dalam semua aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu hak kaum difabel yang harus diperjuangkan dan ditegakan. Sejatinya pendidikan bisa menjadi investasi besar bagi sebuah negara termasuk Indonesia.
loading... Novianty ElizabethPengamat Pendidikan, Pendiri Sekolah Putra Pertiwi, Dosen Universitas Jayabaya PEMBANGUNAN di bidang pendidikan merupakan suatu proses yang memegang peranan sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan upaya yang bisa mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Menyadari pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas lewat pengembangan dan perbaikan kurikulum, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Indonesia selalu menempatkan pembangunan di sektor pendidikan pada skala prioritas. Ini dibuktikan dengan pemerintah telah mengalokasikan anggaran pendidikan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menduduki peringkat pertama dari semua kementerian dan lembaga non-departemen. Alokasi anggaran pendidikan tetap dipertahankan pada 20% dari total anggaran pendapatan belanja negara. Alokasi anggaran yang besar itu diprioritaskan untuk meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan melalui peningkatan dan pemerataan pelayanan pendidikan di seluruh Indonesia. Pemerintah berharap anggaran pendidikan ini bisa membangun kemampuan dasar anak-anak Indonesia mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan dasar. Terutama dalam kemampuan literasi, matematika, dan sains. Sebuah harapan yang merupakan indikasi di mana Pemerintah Indonesia bersungguh-sungguh ingin meningkatkan posisi pendidikan Indonesia di dunia internasional pada masa ke depan, berkaca dari hasil survei yang diadakan bulan Desember 2019 tergambar kemampuan pelajar pada satu negara. Survei yang dirilis Programme for International Student Assessment PISA sebagai standar internasional pendidikan di Indonesia. PISA merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development OECD guna mengevaluasi sistem pendidikan di seluruh dunia pada akhir tahun 2019 di Paris, menempatkan Indonesia di peringkat ke-72 dari 77 negara. Survei ini juga digunakan Indonesia dalam menentukan standar pendidikan internasional. Survei PISA merupakan rujukan dalam menilai kualitas pendidikan di dunia, yang menilai kemampuan pelajar dalam bidang literasi, matematika dan sains. Data ini menjadikan Indonesia berada di peringkat enam terbawah, masih di bawah negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Secara keseluruhan terlihat indeks pembangunan manusia di Indonesia mengalami peningkatan. Indeks Pembangunan Manusia IPM Indonesia tahun 2019 mencapai 71,92. Angka ini meningkat sebesar 0,74% dibandingkan dengan tahun 2018. Sementara dari sisi pendidikan, penduduk Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas rata-rata menempuh 8,17 tahun masa sekolah atau telah menyelesaikan kelas VIII. Selain itu, rata-rata anak usia 7 tahun yang mulai bersekolah diperkirakan bisa mengenyam pendidikan hingga 12,91 tahun setara dengan kelas XII atau tamat SMA. Sejak 2011, rata-rata pertumbuhan angka harapan sekolah tumbuh di atas 1%. Pada 2018, angkanya melambat menjadi 0,47%. Kondisi tersebut menunjukkan masih ada problem pada sektor pendidikan di Indonesia. Tertinggalnya kualitas pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia merupakan tantangan terbesar yang harus diselesaikan pemerintah saat ini. Melalui Mendikbud sebagai nakhoda pendidikan di Indonesia sudah waktunya mencari terobosan baru untuk mendongkrak kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan ditentukan juga oleh kualitas pendidik/guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, baik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal maupun pendidikan dasar dan menengah. Permendikbud Nomor 16/2007 menyatakan bahwa kompetensi guru sebagaimana meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi ini telah dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus bisa ditunjukkan dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan, dan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan. Untuk mengukur kompetensi pedagogi, pemerintah telah menggulirkan Uji Kompetensi Guru UKG sejak 2012. UKG adalah sebuah kegiatan ujian untuk mengukur kompetensi dasar tentang bidang studi dan kompetensi pedagogi. Kompetensi dasar bidang studi yang diujikan sesuai dengan bidang studi sertifikasi bagi guru yang sudah bersertifikat pendidik dan sesuai dengan kualifikasi akademik bagi guru yang belum bersertifikat pendidik. Hasil pengukuran kompetensi ini merupakan gambar kualitas guru di Indonesia. Hasil profesionalisme guru bisa terlihat juga pada hasil UKG, kompetensi yang diukur adalah kompetensi profesional dan pedagogi. Sedangkan kompetensi sosial dan kepribadian tidak diujikan secara menyeluruh. Begitu pun hasil UKG dari tahun ke tahun masih mengecewakan, karena rata-rata pendidik masih mendapat nilai di bawah standar dari standar yang ditetapkan pemerintah. Kondisi ini sungguh memprihatinkan mengingat peran guru dalam membangun mutu sumber daya manusia sangat strategis. UKG bisa menggambarkan kompetensi guru, khususnya kompetensi pedagogi dan kompetensi profesional sesuai dengan standar yang ditetapkan. Walau masih jauh dari harapan, tapi setidaknya pemerintah melalui Kemendikbud mendapatkan peta kompetensi guru yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan dan memetakan kebijakan yang akan diambil untuk menaikkan kualitas pendidik. Seperti jenis pendidikan dan pelatihan apa yang harus diikuti guru pada program pembinaan dan pengembangan profesi guru dalam bentuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Terlepas dari kritik tentang pelaksanaan UKG yang masih berantakan dan kelemahan alat ukur UKG, realitanya nilai kompetensi guru secara nasional kategorinya belum lulus. Harus kita akui bahwa ada guru-guru yang kompeten dan lulus UKG, namun jauh lebih dominan adalah para guru yang tidak kompeten. Karena itu, dapat dikatakan UKG yang dilakukan mulai dari tahun 2012 sampai saat ini belum mendapat hasil yang diharapkan pemerintah. Selain Uji Kompetensi Guru, ada juga Penilaian Kinerja Guru yang dilaksanakan untuk mewujudkan guru profesional. Pemerintah ingin membantu para pendidik dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Hal ini akan memberikan kontribusi secara langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan sekaligus membantu pengembangan karier guru sebagai tenaga profesional. Oleh karena itu, untuk meyakinkan bahwa setiap guru adalah seorang profesional di bidangnya dan sebagai penghargaan atas prestasi kerjanya, maka dilaksanakanlah penilaian kinerja guru. Penilaian yang dilakukan saat ini oleh pemerintah melalui Kemendikbud dan dinas pendidikan setempat semata hanya menitikberatkan pada kompetensi pedagogi dan kompetensi profesional, sedangkan ranah kompetensi kepribadian dan sosial sering kali lepas dari penilaian. Padahal dalam pandangan saya, bukan kompetensi pedagogi dan profesional saja yang perlu dibina, diperhatikan, dan dijadikan tolok ukur keprofesionalan pendidik, tapi kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial pendidik yang berperan besar dalam mendidik anak bangsa. Dengan begitu, pentingnya dilakukan pembinaan karakter positif secara berkala dan holistik untuk para pendidik. Masih banyak pekerjaan besar pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru, mengingat geografi Indonesia yang luas dan jumlah pendidik sangat besar. Berbagai tantangan ini memang sudah dipikirkan pemerintah melalui departemen terkait. Berbagai program pun sudah diluncurkan dan saling terintegrasi, berproses dan berjalan sesuai dengan tujuan dan targetnya sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan bisa terus berproses menuju kualitas pendidikan yang ideal.ras
a Jumlah penduduk Indonesia menempati nomor empat di duniaUntuk jumlah penduduk yang ada di Indonesia, data terakhir tercatat pada tahun 2015 sebesar 238.518.000 jiwa di Indonesia. Diproyeksikan pada 2020 akan meningkat sebanyak 271.066.000 jiwa, tentu saja menjadi maasalah yang cukup rumit yaitu:Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya
- Persoalan sumber daya manusia semakin menjadi perhatian utama bagi perusahaan dan negara. Kualitas dan talenta yang dimiliki tiap individu kian dipandang sebagai kunci pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan mana saja yang telah mempersiapkan dan menetapkan langkah dalam meningkatkan daya saing, talenta, dan kualitas sumber daya manusia? Bagaimana mengukur daya saing tersebut? Lemahnya Daya Saing Indonesia Global Talent Competitiveness Index GTCI PDF adalah pemeringkatan daya saing negara berdasarkan kemampuan atau talenta sumber daya manusia yang dimiliki negara tersebut. Beberapa indikator penilaian indeks ini adalah pendapatan per kapita, pendidikan, infrastruktur teknologi komputer informasi, gender, lingkungan, tingkat toleransi, hingga stabilitas ASEAN, Singapura menempati peringkat pertama dengan skor 77,27. Peringkat berikutnya disusul oleh Malaysia 58,62, Brunei Darussalam 49,91, dan Filipina 40,94. Sementara itu, Indonesia ada di posisi ke enam dengan skor sebesar 38,61. undefinedLaporan yang dirilis oleh INSEAS ini menyusun pemeringkatan dengan penekanan penting pada pendidikan. Beberapa aspek pendidikan yang menjadi ukuran di antaranya pendidikan formal, vokasi, literasi baca-tulis-hitung, peringkat internasional universitas, jurnal ilmiah, mahasiswa internasional, relevansi pendidikan dengan dunia bisnis, jumlah lulusan teknisi dan peneliti, jumlah hasil riset, dan jurnal skor Indonesia dan negara ASEAN lainnya, adakah korelasi antara talenta dengan pendidikan di negara tersebut?Kondisi Pendidikan Indonesia Berdasarkan Education Index yang dikeluarkan oleh Human Development Reports, pada 2017, Indonesia ada di posisi ketujuh di ASEAN dengan skor 0,622. Skor tertinggi diraih Singapura, yaitu sebesar 0,832. Peringkat kedua ditempati oleh Malaysia 0,719 dan disusul oleh Brunei Darussalam 0,704. Pada posisi keempat ada Thailand dan Filipina, keduanya sama-sama memiliki skor 0,661. undefinedAngka tersebut dihitung menggunakan Mean Years of Schooling dan Expected Year of Schooling. Lalu, bagaimana rata-rata lama sekolah negara-negara di Aseab? Rata-Rata Penduduk Indonesia Bersekolah Hingga SMP Data menunjukkan Singapura memiliki rerata lama sekolah paling lama dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, yaitu 11,5 tahun. Negara berikutnya adalah Malaysia dengan rata-rata lama sekolah sebesar 10,2 tahun. Selain itu, Filipina memiliki rerata lama sekolah sebesar 9,3 itu, Indonesia, rata-rata lama sekolahnya adalah 8 tahun. Di bawah Indonesia adalah Thailand 7,6 tahun, Laos 5,2 tahun, Myanmar 4,9 tahun, dan Kamboja 4,8 tahun. undefinedJika melihat kembali data GTCI di atas, ada korelasi antara lama sekolah yang ditempuh penduduk dengan kualitas talenta sumber daya negara tersebut. Bila diperhatikan, Singapura, Malaysia, Brunei, dan Filipina berulang kali menempati lima posisi teratas di hal ini, Indonesia bahkan masih tertinggal dari Malaysia dan Filipina. Meski demikian, ada peningkatan rata-rata lama sekolah di Indonesia dari tahun ke tahun. Rata-rata lama sekolah menunjukkan jenjang pendidikan yang pernah/sedang diduduki oleh seseorang. Semakin tinggi angka rata-rata lama sekolah, semakin lama/tinggi jenjang pendidikan yang dari Statistik Pendidikan, pada 2015 misalnya, rerata lama sekolahnya adalah 8,32 tahun. Rerata tersebut naik pada 2016 menjadi 8,42 dan naik kembali pada 2017, yaitu 8,5 tahun. Pada 2018, rerata lama ekolah di Indonesia mencapai 8,58 tahun atau setara dengan kelas 2 SMP/ angka rata-rata lama sekolah pada 2018 belum memenuhi target Renstra Kemendikbud sebesar 8,7 tahun. Selain itu, target RPJMN tahun 2019 pun tak terpenuhi rata-rata lama sekolah penduduk 15 tahun ke atas sebesar 8,8 dilihat berdasarkan provinsi, DKI Jakarta menempati peringkat tertinggi dengan rata-rata lama sekolah 11,06 tahun, disusul Kepulauan Riau 10,01 tahun, dan Maluku 9,78 tahun. Sementara itu, provinsi dengan peringkat rata-rata lama sekolah paling rendah adalah Papua 6,66 tahun, Kalimantan Barat 7,65 tahun, dan NTB 7,69 tahun. undefinedUntuk mereka yang tamat SD, diperhitungkan lama sekolahnya 6 tahun, tamat SMP diperhitungkan lama sekolah selama 9 tahun, tamat SMA diperhitungkan lama sekolah selama 12 tahun, tanpa memperhitungkan apakah pernah tinggal kelas atau itu, antara wilayah desa dan kota pun juga ada ketimpangan. Capaian rata-rata lama sekolah penduduk 15 tahun ke atas di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan. Penduduk perkotaan rata-rata telah menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun, sementara penduduk perdesaan rata-rata hanya bersekolah sampai kelas 7 SMP/sederajat kurang lebih 7 tahun.Ketimpangan yang tinggi terjadi pada kelompok disabilitas. Selisih rata-rata lama sekolah antara para penyandang disabilitas dan bukan penyandang disabilitas mencapai sekitar 4 tahun. Dari sumber yang sama, diketahui bahwa mereka yang bukan penyandang disabilitas bisa bersekolah hingga kelas 8 SMP/sederajat, sedangkan penyandang disabilitas hanya mampu bersekolah sampai kelas 4 SD/sederajat saja. Artinya, sistem pendidikan kita belum inklusif dan akses pendidikan masih sangat terbatas. Indonesia berada di urutan 67 dari 125 negara di dunia dalam peringkat GTCI 2019. Sumber daya manusia penting untuk menjadi prioritas pemerintah. Bisa dibilang bahwa daya saing SDM di Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan negara satu cara meningkatkan daya saing adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Apalagi anggaran pendidikan Indonesia tergolong tinggi dan trennya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2014, misalnya, anggaran pendidikan mencapai Rp375,4 triliun dan naik menjadi Rp492,5 triliun pada 2019 atau 20 persen dari Belanja APBN. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran pendidikan tahun 2019, beberapa di antaranya untuk Program Indonesia Pintar, Bantuan Operasional Sekolah, pembangunan/rehabilitasi fasilitas pendidikan, dan beasiswa bidik misi. Bila Indonesia mau SDM-nya siap dalam menghadapi usia produktif, implementasi dan pemantauan dari alokasi dana pendidikan ini sangat penting untuk jadi perhatian pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. - Pendidikan Penulis Scholastica GerintyaEditor Maulida Sri Handayani IkatanDokter Indonesia 2012-2015 dan Salah satu Pendiri Yayasan Gema Sadar Gizi 2010. Kualitas manusia suatu bangsa ditentukan oleh derajat kesehatannya. Karena itu pula kualitas manusia menentukan produktivitas, krativitas, spiritulitas, dan intelektualitasnya. Bahkan kualitas manusia merupakan penentu utama kemajuan peradaban suatu bangsa.
KetuaKomisi X DPR RI Djoko Udjianto menilai kualitas pendidikan di Provinsi Sumatera Utara belum menggembirakan, berdasar pada data neraca pendidikan daerah yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tingkat 69,51 atau sedikit di bawah rata-rata nasional, sebesar 69,55.
foem73.
  • yz5o45gbue.pages.dev/561
  • yz5o45gbue.pages.dev/544
  • yz5o45gbue.pages.dev/584
  • yz5o45gbue.pages.dev/412
  • yz5o45gbue.pages.dev/249
  • yz5o45gbue.pages.dev/457
  • yz5o45gbue.pages.dev/361
  • yz5o45gbue.pages.dev/311
  • kualitas pendidikan penduduk indonesia dapat diidentifikasi dari